Rabu, 30 September 2015

Fonologi Dasar, Perubahan Fonem, Fonem Suprasegmental
BAB 6
FONOLOGI : DASAR-DASAR
1.      PENGANTAR
Fonologi boleh disebut ilmu bunyi yang “fungsional”. Misalnya [t] dalam kata stop dan bunyi [th] dalam kata top.  Kebetulan merupakan bunyi yang “sama” secara “fungsional”. Bunyi fungsional disebut “fonem”.
            Identitas fonem berlaku hanya di dalam satu bahasa sama saja. Misalnya bentuk [t] dan [th] dari fonem /t/ berlaku di dalam bahasa Inggris, tetapi dalam bahasa Mandarin membedakan [t] yang tidak “beraspirasi” dan [th] “beraspirasi”itu sebagai onem yang berbeda. Jadi ada dua fonem : [t] dan [th] di dalam bahasa Mandarin.
2.      IDENTITAS FONEM SEBAGAI IDENTITAS PEMBEDA
Dasar bukti identitas fonem ialah fungsi pembeda sebagai sifat khas fonem itu. Contoh dalam bahasa Indonesia : rupa dan lupa. Perbedaannya hanya [l] dan [r], oleh karena semua yang lain pasangan kedua kata ini sama maka pasangan tersebut disebut pasangan minimal. Hal itu berbeda di dalam bahasa Jepang yang [l] dan [r] secara fonetis dapat berupa [l] yang dapat juga berupa [r]. Berbeda pula dalam bahasa Mandarin [t] dan [th] bukan pasangan minimal tetapi merupakan fonem-fonem yang tidak sama identitasnya.
3.      BEBAN FUNGSIONAL
Contohnya [k] dan [g] dalam bahasa Inggris : back:bag, beck : beg, bicker : bigger, cot : got. Maka dikatakan bahwa “Beban Fungsional”dari oposisi [k] dan [g] dalam bahasa Inggris adalah tinggi. Oposisi /Ʒ/ dan fonem manapun yang lain adalah rendah karena dalam bahasa Inggris fonem tersebut sangat jarang ditemui. Misalnya : leisure /leƷǝ/, ledger /ledƷǝ.
4.      ALTERNASI ALOFONEMIS
Alternasi alofonemis : alofonemis yang teramalkan dari lingkungan. Contohnya dalam bahasa Inggris [th] sebagai konsonan pertama sebelum vokal, sedangkan alofon [t]terdapat hanya bila /t/ tidak pada awal kat.  Contoh : top,butler, hat, that.
            Variasi bebas menyangkut adanya lebih dari satu bentuk kata, untuk kata-kata tertentu menyangkut jenis fonemisnya. Contoh dalam bahasa Indonesia : telur / telor, berjuang / berjoang, nasehat / nasihat.
5.      PENAFSIRAN EKAFONEM DAN PENAFSIRAN DWIFONEM
Yang terpenting dari fonem-fonem ini adalah akibat-akibat dari fonem tersebut. Contoh : kasa dan kassa, menyalak àberdasarkan ekafonem maka menyalak jika dipisahkan menjadi men-yalak,akan tetapi berdasarkan dwifonem menjadi me-nyalak karena dari kata dasar salak mendapat imbuan me
6.      PENGKHAZANAHAN FONEM
Keseluruhan fonem-fonem disebut khazanah atau perbendaharaan fonem-fonem. Jumlah fonem dalam bahasa biasanya antara 20 buah-40 buah. Jumlah vokal dalam bahasa tertentu diantara minimum 5 vokal dan maksimum 9 atau 10 vokal. Konsonan biasanya mencapai jumlah tertinggi sekita 15 konsonan dalam suatu bahasa.
BAB 7
FONOLOGI : PERUBAHAN FONEMIS; FONEM-FONEM SUPRASEGMENTAL
1.      PENGANTAR
Contoh klausa Belanda : ik eet vis : saya makan ikan. Kata vis ‘ikan’ memiliki fonem /vis/ dimulai dengan frikatif labio-dental bersuara /v/, sedangkan kata eet ‘makan’ berakhir dengan fonem /t/, sebuah letupan apiko-alveolar tak bersuara. Sesudah eet, setiap /v/ berubah menjadi konsonan hormogonan tak bersuara, yaitu /f/. Sehingga menjadi /ik et fis/ . Fonem /v/ berubah menjadi /f/ yang disebut dengan asimilasi fonemis.
2.      ASIMILASI FONEMIS
Asimilasi fonemis merupakan asimilasi yang mengubah fonem tertentu menjadi fonem tertentu. Berbeda dengan asimilasi fonetis yang tidak mengubah status fonem bunyi yang dipengaruhi, sedangkan asimilasi fonemis mengubah fonem tertentu menjadi fonem yang lain. Contoh dalam bahasa Belanda zakdoek ‘sapu tangan’ à fonem /k/ dalam zak bibaca dengan /g/. Dalam bahasa Mandarin qián= uang
3.      MODIFIKASI VOKAL : UMLAUT
Modifikasi vokal yang fonemis artinya modifikasi yang menyebabkan fonem vokal tertentu berubah menjadi fonem vokal lain. Istilah umlaut (dapat disebut juga mutasi atau metafoni) diartikan sebagai perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal lebih tinggi, sebagai akibat vokal (biasanya /i/ jadi [i]) atau semivokal [y] yang mengikutinya (langsung atau tak langsung)yang tinggi. Tentunya umlaut itu merupakan salah satu jenis asimilasi. (umlaut itu juga merupakan istilah ortografi Jerman yaitu dua titik di atas vokal tertentu). Contoh dalam bahasa Jerman Bücher= buku. Contoh dalam bahasa Mandarin 绿色 lǜshe = warna hijau.
4.      MODIFIKASI VOKAL : ABLAUT
Modifikasi vokal ablaut (apofoni atau gradasi vokal) adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa German. Contohnya di dalam bahasa Inggris : sing,sang,sung ‘bernyanyi’, dalam bahasa Belanda duiken,dook, gedoken ‘terjun’. Secara diakronik, ablaut itu berdasarkan aksen dan karena itulah termasuk fonologi. Secara sinkronik perubahan sing menjadi sang menjadi sung termasuk morfologi dan diberi nama modifikasi internal.
5.      MODIFIKASI VOKAL : HARMONI VOKAL
Harmoni vokal adalah perubahan vokal di bawah pengaruh vokal yang lain sedemikian rupa sehingga vokal dalam setiap silabe (dalam kata yang sama) secara fonemis berubah menjadi vokal yang lain. Contoh bahasa Turki : At : atlar ‘kuda’, oda : odalar  ‘kamar’, ev : evler ‘rumah’.
6.      NETRALISASI DAN ARKIFONEM
Fungsi fonem adalah membedakan makna—suatu fungsi yang nampak dalam pasangan minimal. Misalnya /t/ dan /d/ berfungsi dalam pasangan minimal dalam banyak bahasa. Misalnya saja top ‘puncak’, dop ‘tutup’. Netralisasi adalah alternasi fonem (bukan alternasi alofonemis saja) akibat pengaruh lingkungan. Contoh dalam bahasa Belanda hard : hart : ada arkifonem yang anggota-anggotanya fonem /t/ dan /d/. Bentuk asli arkifonem tersebut adalah /D/ à/hàrD/
7.      HILANGNYA FONEM DAN KONTRAKSI
Dalam semua bahasa di dunia, penutur-penutur berusaha untuk menghemat tenaga dalam pemakaian bahasa dan memperpendek tuturannya, sejauh hat itu tidak menghambat komunikasi, dan tidak bertentangan dengan budaya tempat bahasa tersebut dipakai. Sifat hemat itu dalam bahasa lazim disebut ekonomi bahasa. Contoh bahasa Indonesia : saya tidak bisa à saya ndak bisa, puskesmas, sembako.Contoh dalam bahasa Mandarin : 北京语言大学 bĕijīng xŭyán dàxué à 北大: bĕidà : Universitas Bahasa Beijing
8.      DISIMILASI
Disimilasi menyebabkan dua fonem yang sama (berdekatan atau tidak) menjadi fonem lain. Contoh dalam bahasa Indonesia : belajar à ber+ajar
9.      METATESIS
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu. Biasanya bentuk asli dan bentuk yang mengalami metatesis ini terdapat bersama-sama, sehingga ada variasi baru. Contoh sinkronik dalam bahasa Indonesia : brantas dan bantras, jalur dan lajur, kerikil dan kelikir. Contoh diakronik dalam bahasa Portugis : almari à lemari. Kata Arab : arba à rebo atau rabu. Arbah à rebab
10.  INTONASI
Dalam jenis-jenis kalimat tertentu, intonasi adalah sesuai dengan jenis kalimat dan bersifat fonemis karenanya.
Description: D:\gambar\aapascasarjana\tugas kuliah\IMG_20141010_022934.jpg

Description: D:\gambar\aapascasarjana\tugas kuliah\IMG_20141010_022958.jpg Description: D:\gambar\aapascasarjana\tugas kuliah\IMG_20141010_023007.jpg

Description: D:\gambar\aapascasarjana\tugas kuliah\IMG_20141010_023026.jpg

11.  NADA SEBAGAI PEMBEDA LEKSIKAL: BAHASA NADA
Contoh dalam bahasa Mandarin : wēi : kewibawaan, wéi : tirai, gorden, wĕi : palsu, wèi : halo. Keempat kata tersebut adalah sama secara segmental hanya berbeda secara suprasegmental. Nada di dalam Cina Mandarin ada 4 nada, Cina Taiwan : 6 nada, bahasa Cina lain memiliki 7 atau 8 nada sebagai pembeda leksikal. Jumlah nada pembeda leksikal dalam bahasa nada teretentu disebut reister nada dalam bahasa yang bersangkutan.
12.  AKSEN, NADA, DAN TEKANAN
Contoh saya mau ke Buru bukan ke Boro. Buru dan  Boro diberi tekanan khusus sehingga amplitudonya lebih lebar demi kontras. Kontras itu adalah kontras semantis dan bersifat fonemis.
Tekanan sering disebut aksen bila menjadi sifat khusus untuk unsur leksikal atau kata. Contoh dalam bahasa Inggris : conduct ‘tingka laku’ dan conduct ‘menyelenggarakan’
Bahasa Yunani klasik memiliki aksen nada. Misalnya : antrhrôpos ‘manusia’ memiliki aksen nada pertama an-, tetapi ô-nya adalah panjang kuantitasnya.
13.  PERUBAHAN FONEM-FONEM SUPRASEGMENTAL

Terdapat komplikasi-komplikasi suprasegmental yang demikian. Misalnya dalam bahasa tertentu, nada (pembeda leksikal) tertentu pada akhir kata dapat menjadi sumber asimilasi (secara progresif) untuk nada silabe pertama kata berikutnya, atau (secara regresif ) dapat dipengaruhi oleh nada silabe pertama kata yang berikutnya

2 komentar:

Les Bahasa Mandarin Surabaya Let’s learn Chinese with us ! 📍Surabaya, Indonesia WA : 085733355927 linkr.bio/anin_zone . . - Menerima kursus...