Fonologi Dasar, Perubahan Fonem,
Fonem Suprasegmental
BAB 6
FONOLOGI : DASAR-DASAR
1.
PENGANTAR
Fonologi boleh disebut ilmu bunyi yang “fungsional”.
Misalnya [t] dalam kata stop dan bunyi
[th] dalam kata top.
Kebetulan merupakan bunyi yang “sama” secara “fungsional”. Bunyi
fungsional disebut “fonem”.
Identitas fonem berlaku hanya di
dalam satu bahasa sama saja. Misalnya bentuk [t] dan [th] dari fonem /t/ berlaku
di dalam bahasa Inggris, tetapi dalam bahasa Mandarin membedakan [t] yang tidak
“beraspirasi” dan [th] “beraspirasi”itu sebagai onem yang berbeda.
Jadi ada dua fonem : [t] dan [th] di dalam bahasa Mandarin.
2.
IDENTITAS FONEM SEBAGAI IDENTITAS PEMBEDA
Dasar bukti
identitas fonem ialah fungsi pembeda sebagai
sifat khas fonem itu. Contoh dalam bahasa Indonesia : rupa dan lupa. Perbedaannya
hanya [l] dan [r], oleh karena semua yang lain
pasangan kedua kata ini sama maka pasangan tersebut disebut pasangan minimal. Hal itu berbeda di
dalam bahasa Jepang yang [l] dan [r] secara fonetis dapat berupa [l] yang dapat
juga berupa [r]. Berbeda pula dalam bahasa Mandarin [t] dan [th]
bukan pasangan minimal tetapi merupakan fonem-fonem yang tidak sama
identitasnya.
3.
BEBAN FUNGSIONAL
Contohnya [k] dan [g] dalam
bahasa Inggris : back:bag, beck : beg,
bicker : bigger, cot : got. Maka dikatakan bahwa “Beban Fungsional”dari
oposisi [k] dan [g] dalam bahasa Inggris adalah tinggi. Oposisi /Ʒ/ dan fonem manapun yang lain adalah rendah karena dalam bahasa Inggris fonem
tersebut sangat jarang ditemui. Misalnya : leisure
/leƷǝ/, ledger /ledƷǝ.
4.
ALTERNASI ALOFONEMIS
Alternasi alofonemis : alofonemis yang teramalkan
dari lingkungan. Contohnya dalam bahasa Inggris [th] sebagai konsonan pertama
sebelum vokal, sedangkan alofon [t]terdapat hanya bila /t/ tidak pada awal kat.
Contoh : top,butler, hat, that.
Variasi bebas
menyangkut adanya lebih dari satu bentuk kata, untuk kata-kata tertentu menyangkut
jenis fonemisnya. Contoh dalam bahasa Indonesia : telur / telor, berjuang / berjoang, nasehat / nasihat.
5.
PENAFSIRAN EKAFONEM DAN PENAFSIRAN DWIFONEM
Yang terpenting
dari fonem-fonem ini adalah akibat-akibat dari fonem tersebut. Contoh : kasa
dan kassa, menyalak àberdasarkan ekafonem maka menyalak jika dipisahkan menjadi men-yalak,akan tetapi berdasarkan dwifonem menjadi me-nyalak karena dari kata dasar salak
mendapat imbuan me
6.
PENGKHAZANAHAN FONEM
Keseluruhan
fonem-fonem disebut khazanah atau
perbendaharaan fonem-fonem. Jumlah fonem dalam bahasa biasanya antara 20
buah-40 buah. Jumlah vokal dalam bahasa tertentu diantara minimum 5 vokal dan maksimum
9 atau 10 vokal. Konsonan biasanya mencapai jumlah tertinggi sekita 15 konsonan
dalam suatu bahasa.
BAB 7
FONOLOGI :
PERUBAHAN FONEMIS; FONEM-FONEM SUPRASEGMENTAL
1.
PENGANTAR
Contoh klausa
Belanda : ik eet vis : saya makan ikan.
Kata vis ‘ikan’ memiliki fonem /vis/ dimulai dengan frikatif
labio-dental bersuara /v/, sedangkan kata eet
‘makan’ berakhir dengan fonem /t/, sebuah letupan apiko-alveolar tak bersuara. Sesudah eet, setiap /v/ berubah menjadi konsonan
hormogonan tak bersuara, yaitu /f/.
Sehingga menjadi /ik et
fis/ . Fonem /v/ berubah menjadi /f/ yang disebut dengan asimilasi
fonemis.
2.
ASIMILASI FONEMIS
Asimilasi
fonemis merupakan asimilasi yang mengubah fonem tertentu menjadi fonem
tertentu. Berbeda dengan asimilasi fonetis yang tidak mengubah status fonem
bunyi yang dipengaruhi, sedangkan asimilasi fonemis mengubah fonem tertentu
menjadi fonem yang lain. Contoh dalam bahasa Belanda zakdoek ‘sapu tangan’ à fonem /k/ dalam zak
bibaca dengan /g/. Dalam bahasa Mandarin 钱qián=
uang
3.
MODIFIKASI VOKAL : UMLAUT
Modifikasi vokal
yang fonemis artinya modifikasi yang
menyebabkan fonem vokal tertentu berubah menjadi fonem vokal lain. Istilah umlaut (dapat disebut juga mutasi atau metafoni) diartikan sebagai perubahan vokal sedemikian rupa
sehingga vokal itu diubah menjadi vokal lebih tinggi, sebagai akibat vokal
(biasanya /i/ jadi [i]) atau semivokal [y] yang mengikutinya (langsung
atau tak langsung)yang tinggi. Tentunya umlaut itu merupakan salah satu jenis
asimilasi. (umlaut itu juga merupakan
istilah ortografi Jerman yaitu dua titik di atas vokal tertentu). Contoh dalam
bahasa Jerman Bücher= buku. Contoh
dalam bahasa Mandarin 绿色 lǜshe = warna hijau.
4.
MODIFIKASI VOKAL : ABLAUT
Modifikasi vokal ablaut (apofoni atau gradasi vokal)
adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa German. Contohnya
di dalam bahasa Inggris : sing,sang,sung
‘bernyanyi’, dalam bahasa Belanda duiken,dook,
gedoken ‘terjun’. Secara diakronik, ablaut itu berdasarkan aksen dan karena
itulah termasuk fonologi. Secara sinkronik perubahan sing menjadi sang menjadi
sung termasuk morfologi dan diberi
nama modifikasi internal.
5.
MODIFIKASI VOKAL : HARMONI VOKAL
Harmoni vokal
adalah perubahan vokal di bawah pengaruh vokal yang lain sedemikian rupa
sehingga vokal dalam setiap silabe (dalam kata yang sama) secara fonemis
berubah menjadi vokal yang lain. Contoh bahasa Turki : At : atlar
‘kuda’, oda : odalar ‘kamar’, ev
: evler ‘rumah’.
6.
NETRALISASI DAN ARKIFONEM
Fungsi fonem adalah membedakan makna—suatu
fungsi yang nampak dalam pasangan minimal. Misalnya /t/ dan /d/ berfungsi dalam
pasangan minimal dalam banyak bahasa. Misalnya saja top ‘puncak’, dop ‘tutup’.
Netralisasi adalah alternasi fonem (bukan alternasi alofonemis saja) akibat
pengaruh lingkungan. Contoh dalam bahasa Belanda hard : hart : ada arkifonem yang anggota-anggotanya fonem /t/ dan /d/. Bentuk asli arkifonem
tersebut adalah /D/ à/hàrD/
7.
HILANGNYA FONEM DAN KONTRAKSI
Dalam semua
bahasa di dunia, penutur-penutur berusaha untuk menghemat tenaga dalam pemakaian bahasa dan memperpendek
tuturannya, sejauh hat itu tidak menghambat komunikasi, dan tidak bertentangan
dengan budaya tempat bahasa tersebut dipakai. Sifat hemat itu dalam bahasa lazim disebut ekonomi bahasa. Contoh bahasa Indonesia : saya tidak bisa à
saya ndak bisa, puskesmas, sembako.Contoh
dalam bahasa Mandarin : 北京语言大学 bĕijīng xŭyán dàxué à 北大: bĕidà : Universitas Bahasa Beijing
8.
DISIMILASI
Disimilasi
menyebabkan dua fonem yang sama (berdekatan atau tidak) menjadi fonem lain.
Contoh dalam bahasa Indonesia : belajar à ber+ajar
9.
METATESIS
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan
fonem-fonem tertentu. Biasanya bentuk asli dan bentuk yang mengalami metatesis
ini terdapat bersama-sama, sehingga ada variasi baru. Contoh sinkronik dalam
bahasa Indonesia : brantas dan bantras, jalur dan lajur, kerikil dan kelikir. Contoh
diakronik dalam bahasa Portugis : almari à lemari. Kata
Arab : arba à rebo atau
rabu. Arbah à rebab
10.
INTONASI
Dalam
jenis-jenis kalimat tertentu, intonasi adalah sesuai dengan jenis kalimat dan
bersifat fonemis karenanya.
11.
NADA SEBAGAI PEMBEDA LEKSIKAL: BAHASA NADA
Contoh dalam
bahasa Mandarin : 威wēi : kewibawaan, 帷wéi
: tirai, gorden, 伪wĕi : palsu, 喂wèi
: halo. Keempat kata tersebut adalah sama secara segmental hanya berbeda secara suprasegmental.
Nada di dalam Cina Mandarin ada 4 nada, Cina Taiwan : 6 nada, bahasa Cina lain
memiliki 7 atau 8 nada sebagai pembeda leksikal. Jumlah nada pembeda leksikal
dalam bahasa nada teretentu disebut reister
nada dalam bahasa yang bersangkutan.
12.
AKSEN, NADA, DAN TEKANAN
Contoh saya mau ke Buru bukan ke Boro. Buru dan Boro diberi tekanan khusus sehingga
amplitudonya lebih lebar demi kontras. Kontras itu adalah kontras semantis dan
bersifat fonemis.
Tekanan sering
disebut aksen bila menjadi sifat
khusus untuk unsur leksikal atau kata.
Contoh dalam bahasa Inggris : conduct ‘tingka laku’ dan conduct ‘menyelenggarakan’
Bahasa Yunani
klasik memiliki aksen nada. Misalnya
: antrhrôpos ‘manusia’ memiliki aksen
nada pertama an-, tetapi ô-nya adalah panjang kuantitasnya.
13.
PERUBAHAN FONEM-FONEM SUPRASEGMENTAL
Terdapat
komplikasi-komplikasi suprasegmental yang demikian. Misalnya dalam bahasa
tertentu, nada (pembeda leksikal) tertentu pada akhir kata dapat menjadi sumber
asimilasi (secara progresif) untuk
nada silabe pertama kata berikutnya, atau (secara regresif ) dapat dipengaruhi oleh nada silabe pertama kata yang
berikutnya
Sumbernya dari mana kaa?
BalasHapusRangkuman dari buku kuliah saja kak
Hapus