Rabu, 30 September 2015

Prinsip Kesopanan dan Ketidaksopanan

KULIAH PRAGMATIK
PASCASARJANA UNESA 2014

Prinsip Kesopanan dan Ketidaksopanan

v  Kesopanan
Ø  Pengertian Kesopanan
Fraser dalam Gunarwan (1994) mendefinisikan kesopanan adalah “property associated with neither exceeded any right nor failed to fullfill any obligation”. Dengan kata lain kesopanan adalah properti yang diasosiasikan dengan ujaran dan di dalam hal ini menurut pendapat si pendengar, si penutur tidak melampaui hak-haknya atau tidak mengingkari memenuhi kewajibannya.
Kesopanan sebagai suatu konsep yang tegas, seperti gagasan ‘tingkah laku sosial yang sopan’ atau etiket, terdapat dalam budaya. Juga dimungkinkan menentukan sejumlah prinsip-prinsip umum yang berbeda untuk menjadi sopan dalam interaksi sosial dalam suatu budaya khusus. Sebagian dari prinsip-prinsip umum ini termasuk sifat bijaksana, pemurah, rendah hati, dan simpatik terhadap orang lain.  (Yule, 2006: 104). Sedangkan menurut (Brown dan Levinson (1987)  adalah setiap tindakan dapat mengancam muka petutur maupun  penutur.
Ibrahim (1993: 323) menyatakan konsep kesopanan yang kedua ini merupakan konsep yang memiliki validitas antar kebudayaan dan konsep ini berhubungan dengan ekspresi rakyat “kehilangan muka” yang berarti ‘terhina’.
Kesopanan dalam suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Dalam pengertian ini, kesopanan dapat disempurnakan dalam situasi kejauhan dan kedekatan sosial (Yule, 2006: 104)
Leech (2011 : 206) menyatakan sopan santun berkenaan dengan hubungan antara dua pemeran serta yang boleh kita namakan diri  dan lain.

(1)   A. Excuse me, Mr. Buckingham, but can i talk to you for a minute?
(Maaf Pak Buckingham, dapatkah saya bicara dengan bapak sebentar?)
B. Hey, Bucky, got a minute?
(Hai, Bucky, ada waktu sebentar?)


v  Maksim-Maksim
Ø  Pengertian Maksim
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan.
1.      Maksim Kearifan (Tact Maxim) (dalam ilokusi-ilokusi impositif dan komisif)
(a)    Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin
(b)   Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin (Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 206).
 Contoh  :
(2)   Could i borrow this elestric drill?
(Dapatkah saya pinjam bor listrik ini?)
(3)   I wouldn’t mind a cup of coffee
(Saya tidak menolak bila saya diberi secangkir kopi)
(4)   You could borrow my bicycle, if you like
(kamu dapat pinjam sepeda saya, kalau mau)
(cf I could lend you my bicycle, if you like)
[bandingkan saya dapat meminjamkan sepeda saya kepadamu, kalau mau]
(5)   Would you like these pencils sharpened?
(Kamu ingin pensil ini diasah?)        
(cf Would you like me to sharpen these pencils?)
[bandingkan Kamu ingin pensil ini saya asah?]

2.      Maksim Kedermawanan atau Kemurahan atau Penerimaan (Generosity Maxim) (dalam ilokusi-ilokusi impositif dan komisif).
(a)    Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin
(b)   Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin (Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 206).

Contoh :
(6)   +You can lend me your car (+tidak sopan)
(kamu dapat meminjamkan mobilmu pada saya)
(7)   I can lend you my car
(Aku dapat meminjamkan mobilku padamu)
(8)   You must come and have dinner with us.
(Kamu harus datang makan malam di rumah kami)
(9)   +We must come and have dinner with you (+tidak sopan)
(Kami harus datang dan makan malam di tempatmu)

3.      Maksim Pujian (Approbation Maxim) (dalam ilokusi-ilokusi ekspresif dan asertif).
(a)    Kecamlah orang lain sedikit mungkin
(b)   Pujilah orang lain sebanyak mungkin (Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 207).

Contoh :
(10)     A : Her performance was outstanding!
   B : Yes wasn’t it!
(A : Penampilannya bagus sekali!)
(B : Ya, memang!)

4.      Maksim Kesederhanaan atau Kerendahan Hati (Modesty Maxim) (dalam ilokusi-ilokusi ekspresif dan asertif)
(a)    Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin
(b)   Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin
(Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 207).

Contoh :
(11) A : They were so kind to us
B : Yes, they were,  weren’t they
(A : Mereka baik sekali terhadap kita)
(B : Ya, betul)
(12) A : You were so kind to us
+B : Yes, I was, wasn’t i
(A : anda baik sekali terhadap saya)
(+B : Ya, betul)
(13) (a)How stupid of me!                         (13b)+How clever of me!
(Bodoh sekali saya!)                       (Pandai sekali saya!)
(14) (a)+How stupid of you!                       (14b)How clever of you!
( Bodoh sekali anda!)                          (Pandai sekali anda!)
(15) Please accept this small gift as a token of our esteem
(Terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan kami)
(16) + Please accept this large gift as a token of our esteem
(Terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan kami)

5.      Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim) (dalam ilokusi asertif)
(a)    Usahakan agar ketaksepakatan antara diri sendiri dan orang lain terjadi sesedikit mungkin
(b)   Usahakan agar kesepakatan antara diri sendiri dengan orang lain terjadi sebanyak mungkin
(Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 207).




Contoh :
(17) A : It was an interesting exhibition, wasn’t it?
B : +No, it was very uninteresting.
(A : Pamerannya menarik, bukan?)
(B : +Tidak, pamerannya sangat tidak menarik)
(18) A : A referendum will satisfy everybody
B : Yes, definitely
(A : sebuah referendum akan memuaskan semua orang)
(B : Ya, pasti)
(19) A : English is a difficult language to learn
B : True, but the grammar is uite easy
(A : Bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit dipelajari)
(B : Betul, tetapi tata bahasanya cukup mudah)
(20) A : The book is tremendously well written
B : Yes, well written as a whole, but there are some rather boring patches, don’t you think?)
(A : Buku ini ditulis dengan sangat baik)
(B : Ya, secara keseluruhan memang baik, tetap saya rasa ada beberapa bagian yang membosankan)

6.      Maksim Simpati (Sympathy Maxim ) (dalam ilokusi asertif)
(a)    Kurangilah rasa antipati antara diri sendiri dengan orang lain hingga sekecil mungkin.
(b)   Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri sendiri dengan orang lain (Leech diterjemahkan oleh Oka, 2011: 207).

Contoh :
(21) I’m terribly sorry to hear that your cat died
(Saya sangat menyesal mendengar bahwa kucingmu mati)

(22)  I’m terribly sorry to hear about your cat
(saya sangat menyesal mendengar tentang kucingmu)
Ucapan selamat
      
(23)  I’m delighted to hear about your cat
(Saya senang sekali mendengar tentang kucingmu)

(24)  A : I’m delighted to hear about your cat
B : What do you mean? He’s just died
A : Precisely
(A : Saya senang sekali mendengar kucingmu)
(B : Apa maksudmu? Kucing saya baru saja mati)
(A : Ya, itu yang saya maksud)

v  Skala Kesantunan Robin Lakoff
Robin Lakoff (1973) menyatakan adanya tiga ketentuan pokok untuk dapat dipenuhinya skala kesantuan di dalam kegiatan bertutur di dalam masyarakat. Ketiga ketentuan itu secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut : (1) skala formalitas (formality scale), (2) skala ketidaktegasan (besitancy scale), dan (3) skala kesamaan atau kesekawanan (equality scale). Berikut uraian dari setiap skala kesantunan tersebut satu demi satu.
a.       Skala formalitas (formality scale), dinyatakan bahwa agar para peserta tutur dapat merasa benar-benar nyaman dan sungguh kerasan di dalam keseluruhan proses kegiatan bertutur, tuturan yang digunakan tidak boleh bernada memaksa dan tidak boleh berkesan angkuh atau congkak terhadap pihak lainnya.
   
b.      Skala kesantunan Robin Lakoff yang kedua, yakni skala ketidaktegasan atau keraguan (besitancy scale) atau sering kali disebut juga dengan pilihan (optionality scale), menunjukan bahwa agar si penutur dan mitra tutur dapat saling merasa nyaman dan tetap kerasan di dalam aktivitas bertutur sapa, pilihan-pilihan dalam bertutur itu harus selalu diberikan oleh kedua belah pihak secara benar-benar memadai dan proporsional.

c.       Skala kesantunan dari Robin Lakoff yang ketiga, yakni peringkat kesekawanan atau kesamaan, menunjukan bahwa agar dapat berciri sopan santun, orang harus senantiasa ramah dan selalu mempertahankan persahabatan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Agar dapat tercapai maksud yang demikian itu, penutur harus dapat menganggap sang mitra tutur benar-benar sebagai teman atau sahabat bagi dirinya.

v  Keinginan Wajah
Sebagai istilah teknis, wajah  merupakan wujud pribadi seseorang dalam masyarakat. Wajah mengacu kepada makna sosial dan emosional itu sendiri yang setiap orang memiliki dan mengharapkan orang lain untuk mengetahui.  Dalam interaksi sosial mereka sehari-hari, orang biasanya bertingkah laku seolah-olah harapan-harapan mereka berkenaan dengan nama baik masyarakat mereka sendiri, atau keinginan wajah mereka akan dihormati. Jika seorang penutur menyatakan sesuatu yang mengandung suatu ancaman terhadap harapan-harapan individu lain berkenaan dengan nama baiknya sendiri, pernyataan ini dideskripsikan sebagai tindak ancaman wajah. Kemungkinan lain, jika diberikan kemungkinan bahwa sebagian tindakan itu akan digambarkan sebagai ancaman terhadap wajah orang lain, penutur dapat mengatakan sesuatu untuk mengurangi kemungkinan ancaman itu. Tindakan ii disebut sebagai tindak penyelamatan wajah.
Bayangkan suatu pemandangan di larut malam, pada saat seorang tetanggga muda anda memainkan musik sangat keras dan ada pasangan orang tua yang akan tidur. Salah satunya, dalam contoh (25) mengemukakan suatu tindak ancaman wajah dan yang lain mengusulkan suatu tindak penyelamatan wajah
(25)           Him : I’m going to tell him to stop that awful noise right now.
(Saya akan mengatakan kepadanya untuk menghentikan suara yang gaduh sekarang).
Her : Perhaps you could just ask him if he is going to stop soon because it’s getting. A bit late and people need to get to sleep.
(Mungkin kamu hanya dapat memintanya apakah dia akan segera menghentikannya karena saat ini sudah larut malam dan orang-orang perlu tidur).
Ada bermacam-macam cara untuk menampilkan tindak penyelamatan wajah. Pada umumnya diharapkan masing-masing orang akan berusaha untuk menghormati keinginan wajah orang lain.

v  Wajah Positif dan Wajah Negatif
Pada saat ini kita berusaha untuk menyelamatakan wajah orang lain, kita dapat memperhatikan keinginan wajah positif atau negatif mereka. Wajah negatif seseorang ialah kebutuhan untuk merdeka, memiliki kebebasan bertindak, dan tidak tertekan oleh orang lain. Kata ‘negatif’ di sini tidak berarti ‘jelek’, kata negatif ini hanya merupakan lawan dari ‘positif’. Wajah positif seseorang ialah kebutuhan untuk dapat diterima, jika mungkin disukai orang lain, diperlakukan sebagai anggota dari kelompok yang sama dan mengetahui bahwa keinginannya dimiliki bersama dengan yang lainnya. Istilah sederhananya, wajah negatif ialah kebutuhan untuk merdeka, sedangkan wajah positif ialah kebutuhan untuk menghubungi.
Jadi tindak penyelamatan wajah yang diwujudkan pada wajah negatif seseorang akan cenderung untuk menunjukkan rasa hormat, menekankan pentingnya  minat dan waktu orang lain, dan bahkan termasuk permintaan maa atas pemaksaan atau penyelaan. Tindakan semacam ini juga disebut kesopanan negatif. Tindak penyelamatan wajah yang berkenaan dengan wajah positif seseorang akan cenderung memperlihatkan rasa kesetia-kawanan, menandaskan bahwa kedua penutur menginginkan sesuatu yang sama, dan mereka memiliki suatu tujuan bersama. Tindakan semacam ini juga disebut kesopanan positif.

v  Diri Sendiri dan Orang Lain : Tidak Berkata Apapun
Salah satu cara untuk melihat relevansi hubungan antara konsep kesopanan dengan pemakaian bahasa ialah mengambil peristiwa tutur tunggal dan merencanakan anggapan yang berbeda yang diasosiasikan dengan kemungkinan ekspresi yang berbeda yang dipakai dalam peristiwa itu.
 Contoh :
(26)           Self : (look in bag)
(melihat kedalam tas)
Other : (Offer pen) Here, use this
([Menawarkan pena] pakailah pena ini)
v  Mengatakan Sesuatu : Tercatat dan Tidak Tercatat
Walaupun anda memutuskan mengatakan sesuatu, sebenarnya anda tidak perlu meminta sesuatu.
(27)           a. Uh, i forgot my pen.
( ah, saya lupa membawa pena)
b. Hmm, i wonder where i put my pen.
(hmm, saya heran, di mana saya meletakkan pena saya)
Tipe ini dan juga tipe-tipe pernyataan yang sama lainnya, secara langsung tidak ditunjukkan kepada orang lain. Orang dapat bertindak seolah-olah pernyataan itu tidak pernah didengar. Secara teknis tipe ini dideskripsikan sebagai tidak tercatat (off record).
(28)           a. Give me a pen.
( Berilah aku sebuah pena)
b. Lend me your pen.
(Pinjamkan penamu kepadaku).

Menyamakan pendekatan bald on record dengan semua bentuk-bentuk kalimat perintah langsung. Ini akan menyesatkan, karena bentuk perintah sering dipakai oleh teman akrab tanpa diartikan sebagai perintah.

(29)           a. Have some more cake
(Makanlah kuenya lagi)
b. Give me that wet umbrella
(Berikan payung basah itu kepadaku)
Situasi-situasi darurat juga menyebabkan penggunaan perintah langsung tanpa memerhatikan siapa yang dimaksud
(30)           a. Don’t touch that!
(Jangan sentuh itu!)
b. Get out of here
(keluar dari sini)
v  Kesopanan Positif dan Kesopanan Negatif
(31)           A. How about letting me use your pen?
(Bagaimana jika anda mengijinkan saya memeakai pena anda?)
B. Hey, buddy, I’d appriciate it if you’d let me use your pen.
(Hei, sobat, saya akan menghargainya jika kau mengijinkan saya memakai penamu)

Ungkapan yang tercatat ini benar-benar menggambarkan suatu resiko yang lebih besar bagi penutur dari penderitaan terhadap penolakan dan mungkin didahului dengan sedikit basa-basi, seperti contoh berikut :
(32)           Hi, how’s it going? Okay if i sit here we must be interested in the same crazy stuff. You take a lot of notes, too, huh?Say, do me a big favor and let me use one of your pens.
(Hai, apa yang terjadi? Bolehkah saya duduk disini? Kita pasti tertarik pada bahan gila yang sama. Kamu banyak menulis juga, hah? Berbuatlah sesuatu yang menyenangkan aku dan ijinkan aku memakai salah satu penamu).
Tindakan penyelamatan wajah lebih umum disampaikan dengan strategi kesopanan negatif. Bentuk paling khusus yang digunakan ialah pertanyaan yang mengandung kata bantu yang berhubungan dengan perasaan

(33)            A. Could you lend me a pen?
(Dapatkah anda meminjami saya sebuah pena?)
B. I’m sorry to bother you, but can i ask you for a pen or something?
(Maaf saya mengganggu anda, bolehkah saya penjam sebuah pena?)
C. I know you’re busy, but might i ask you if-em-if you happen to have an extra pen that i  could, you know-eh-maybe borrow?
(Saya tahu anda sibuk, bolehkah saya bertanya apakah-ehm-apakah anda kebetulan memiliki pena lain yang- Anda tahu eh- yang dapat saya pinjam?)

Pemilihan jenis ungkapan yang kurang langsung mungkin kurang jelas dan umumnya lebih panjang, disertai dengan struktur yang lebih kompleks berarti bahwa penutur sedang menciptkan usaha yang lebih besar dalam istilah kepedulian terhadap wajah (yaitu kesopanan) daripada yang dibutuhkan secara sederhana untuk mendapatkan seluruh pesan utama secara efisien. Bservasi ini terangkum dalam gambar  berikut :

v  Strategi
Strategi ini mungkin strategi yang menerapkan prinsip dalam kelompok secara keseluruhan atau mungkin hanya sebagai suatu pilihan yang dipakai oleh seorang penutursecara individu pada kejadian tertentu
Contoh :
(11). Come on, let’s go to the party. Every one will be there. We’ll have fun.
            (Marilah kita pergi ke pesta. Semua orang ada di sana. Kita akan gembira).

Bahasa yang diasosiasikan dengan strategi penghormatan menekankan kebebasan penutur dan pendengar yang ditandai dengan kekosongan tuntutan pribadi.

(12). There’s going to be a party, if you can make it. It will be fun.
(Akan ada sebuah pesta, jika Anda bisa menghadirinya. Pesta itu menyenangkan).
v  Pra-urutan
Salah satu cara menghindari resiko apabila orang lain  ditempatkan dalam suatu posisi yang menyulitkan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menghentikan tindakan yang beesiko tinggi

(13). Her : Are you busy?                   (= Pre-request)
(Apakah anda sibuk?)      (= Pra-permohonan)
Him : Not really.                        (= go ahead)
(Sebenarnya tidak)           (= teruskan)
Her : Cek over this memo.         (= request)
(Ceklah memo ini)            (= permohonan)
Him : Okay                                (= accept)
(Baiklah)                           (= menerima)
(14). Him : Are you busy?                  (= Pre-request)
(Apakah anda sibuk?)      (= Pra-permohonan)
Her : Oh, sorry.                          (= stop)
(Oh, maaf)                        (= penghentian)
(15). Her : Do you have a spare pen? 
(Apakah anda memiliki pena cadangan?)
Him : Here. (hands over a pen)
(Ini. [menyerahkan sebuah pena])
(16). Her : Do you mind if i use your phone?
(Apakah anda keberatan jika saya memakai telpon anda?)
Him : Yeah, sure.
(Ya, tentu saja)
(17). Him : What are you doing this Friday?              (= Pre-invitation)
(Apa yang anda lakukan Jum’at ini?)       (= Pra-undangan)
Her : Hmm, nothing so far.                                (=  go ahead)
(Hmm, sampai kini belum ada rencana.)  (= teruskan)
Him : Come over for dinner.                             (= invitation)
(Datanglah ke pesta makan malam)         (= undangan)
Her : Oh, i’d like that.                                       (= accept)
(Oh, saya suka itu)                                   (= menerima)
(18). Him : Are you doing anything later?                              (= Pre-invitation)
(Apakah anda akan melakukan sesuatu nanti?)   (= Pra-undangan)
Her : Oh, yeah. Busy, busy, busy.                                 (=  stop)
(Oh iya. Sibuk, sibuk sibuk.)                                (= penghentian)
Him : Oh, okay                                                              (=  stop)
(Baiklah)                                                               (= penghentian)
(19). Child : Mom, guess what happened?                 (= pre-announcement)
(Ma, coba terka, apa yang terjadi?)          (= pemberitahuan awal)
Mother : (silent)             (diam)
Child: Mom, you know what?                           (= pre-announcement)
(Ma, mama tahu apa?)                            (= pemberitahuan awal)
Mother : Not right now, Jacy, I’m busy.           (= stop)

(Tidak sekarang, Jacy, saya sibuk)      (= penghentian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Les Bahasa Mandarin Surabaya Let’s learn Chinese with us ! 📍Surabaya, Indonesia WA : 085733355927 linkr.bio/anin_zone . . - Menerima kursus...